--> Skip to main content

Yuk Lestarikan Lingkungan Dengan Menjaga Hutan Sosial

Assalaamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

YUK Lestarikan Lingkungan dengan Menjaga Hutan Sosial YUK Lestarikan Lingkungan dengan Menjaga Hutan Sosial
Image Source: merdeka.com

– Indonesia mempunyai daerah yang sebagian wilayahnya dikelilingi greenline / hutan. Namun banyak dan luasnya hutan di Indonesia apakah sudah sepenuhnya terjaga dari kerusakan ibarat penggundulan hutan atau kebakaran?

Bapak calon presiden Joko Widodo pada debat capres ke-2 yang dilaksanakan 17 Februari 2019 silam mengutarakan pernyataan “Selama tiga tahun ke belakang tak ada lagi kebakaran hutan, lahan, dan kebakaran gambut”. Dan itu ialah hasil kerja keras kita semua, tutur Pak Jokowi.

Akan tetapi pernyataan Pak Jokowi tersebut menurai polemik di masyarakat, alasannya ialah yang kita tau faktanya bahwa kebakaran hutan masih saja terjadi. Lantas apa sih penyebabnya? Menurut data yang ada, sebanyak 194.757 hektare hutan di Indonesia masih mengalami kebakaran semenjak januari-agustus 2018.

Angka tersebut naik jikalau dibandingkan dengan tahun 2017 sebelumnya yang hanya mencapai seluas 165.528 hektare kebakaran hutan. Belakangan ini kemudian Pak Jokowi merevisi ucapannya dengan menyampaikan bahwa pemerintah telah bisa mengatasi kebakaran hutan dan lahan sampai lebih dari 85 persen.

Salah satunya ialah lantaran penegakkan aturan yang tegas, begitu ujar Pak Jokowi di Pandeglang, Banten. Seperti yang dikutip oleh Tempo.co. Melalui akun twitter, KLHK mengklarifikasikan bahwa pernyataan Pak Jokowi itu mengacu kepada pengertian peristiwa hutan, ibarat pada tahun 2015.

Direktur penanggulangan kebakaran hutan KLHK, Bapak Rafles Pandjaitan menegaskan bahwa kebakaran yang dimaksud oleh Pak Jokowi ialah kebakaran yang mengganggu penerbangan, acara penduduk, sampai protes Negara tetangga lantaran asap.

Apakah kebakaran hutan di Indonesia bisa diatasi secepatnya oleh pemerintah? Melalui sebuah diskusi ngobrolin hutan sosial yang dilaksanakan di Gedung Mandala Wanabakti (05/04/2019), Forest Digest bersama Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia menghelat program diskusi hutan sosial dengan mengumpulkan para pembicara berkompeten untuk saling diskusi perihal hutan sosial.

YUK Lestarikan Lingkungan dengan Menjaga Hutan Sosial YUK Lestarikan Lingkungan dengan Menjaga Hutan Sosial
Diskusi Hutan Sosial

Para pembicara tersebut diantaranya:
  1. Bapak Bambang Supriyanto selaku Dirjen Perhutanan dan Kemitraan Sosial
  2. Bapak Didik Suharjito selaku Guru Besar Fakultas Kehutanan IPB
  3. Ibu Diah Suradiredja selaku Anggota Pokja Perhutanan Sosial
  4. Bapak Tosca selaku Penulis Buku “Lima Hutan, Satu Cerita”.

Acara dimulai dengan sambutan Pak Bambang, ia mewakili Ibu Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang tidak bisa hadir dalam program diskusi ngobrolin Hutan Sosial tersebut.

Bu Menteri menitipkan pesan kepada para hadirin, Pesan dari Ibu Menteri isinya ialah supaya hutan sosial sanggup dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat terutama para belum dewasa muda yang nanti akan menjadi generasi penerus bangsa Indonesia, tutur Pak Bambang memberikan pesan dari Bu Menteri.

Setelah Pak Bambang memberikan pesan dari Ibu Menteri, program kemudian dilanjutkan dengan diskusi ngobrolin Hutan Sosial bersama para pembicara yang telah hadir.

YUK Lestarikan Lingkungan dengan Menjaga Hutan Sosial YUK Lestarikan Lingkungan dengan Menjaga Hutan Sosial
Pak Bambang

Saat ini Indonesia mempunyai 5000 lebih hutan sosial, dan diambil 12,7 Hektare hutan yang dialokasikan oleh pemerintah guna dijadikan perhutanan sosial. Tutur Pak Bambang dalam sambutannya tersebut.

Buku Lima Hutan, Satu Cerita


Setelah melaksanakan diskusi ngobrolin Hutan Sosial, Dalam program ini juga ada sesi bedah buku berjudul “Lima Hutan, Satu Cerita” bersama Pak Tosca yang merupakan penulis dari buku tersebut. Buku ini ditulis dengan teknik penulisan story telling sehingga gampang dipahami dan yummy untuk dibaca. Banyak pelajaran dan pesan tersirat yang bisa dipetik dari buku Lima Hutan, Satu Cerita perihal hutan sosial.

Berikut daftar isi dari buku Lima Hutan, Satu Cerita:
  1. Merawat Mangrove di Padang Tikar
  2. Hutan Adat, Mata Air Ribuan Hektar Sawah
  3. Ketika Hutan Rakyat Lampaui Luas Hutan Negara
  4. Dungus, Bernaung Jati Setengah Hati
  5. Sarongge: Hutan, Kopi, dan Mimpi Petani

Dengan 5 lokasi hutan sosial di Indonesia yang menjadi potret dan pengambilan dalam unsur cerita, ke-5 lokasi hutan sosial yang dikisahkan di buku ini yaitu berada di Jambi, Gunung Kidul, Madiun, Kalbar, dan Cianjur.

Buku ini didalamnya mengisahkan para petani yang jatuh bangun kemudian bangun untuk mendirikan hutan sosial dan menjaga perhutanan di Indonesia baik itu dari tangan oknum nakal, ataupun yang murni kerusakan hutan lantaran alam.

Banyak kisah yang diambil dari insan ibarat para petani dan nelayan yang membudidayakan kepiting dan lebah Trigona dengan menjaga kelestarian hutan bakau yang merupakan materi baku dari madu.

Image Source: kopisarongge.com

Ada juga kopi hasil dari penduduk Indonesia yakni Pak Dudu Duroni. Pak Dudu berasal dari Cianjur dan Beliau ialah seorang petani kopi di bukit Sarongge. Berkat hasil jerih payah beliau, meskipun namanya tak seharum di masyarakat, ia berhasil memasarkan kopi sampai menjadi tersebar di pasar.

Bukan hanya tersebar di pasar Indonesia, akan tetapi kopi Sarongge sekarang telah masuk ke kancah internasional. Pernah ketika itu kopi Sarongge dipamerkan dalam ajang bazar kopi yang dilaksanakan di London. Wahh bangganya niscaya hati Pak Dudu lantaran hasil keuletan dan kerja kerasnya menorehkan hasil terbaik.

Kopi Sarongge identik populer lantaran ciri khas aromanya, yang berbeda dengan kopi lain. Inilah sedikit penggalan kisah yang ada di buku Lima Hutan, Satu Cerita. Pak Tosca tak hanya memasukkan kisah para petani saja yang mendapat cipratan dan hasil dari hutan sosial, dalam buku ini juga ada dongeng perihal kekuatan para petani untuk mempertahankan hak pengelolaan hutan lantaran kewajiban birokrasi menunjukkan proses yang higienis secara aturan dalam menanggapi pengajuan hutan sosial terhadap petani.

YUK Lestarikan Lingkungan dengan Menjaga Hutan Sosial YUK Lestarikan Lingkungan dengan Menjaga Hutan Sosial

Para petani yang kesulitan untuk mendapat sertifikat, modal, dan duduk perkara dalam pemasaran. Setelah semua itu berhasil didapatkan, duduk perkara gres timbul yaitu belantara dan prosedur pasar yang rumit. Kisah tersebut semuanya dibahas secara menarik dalam buku Lima Hutan, Satu Cerita.

Kesimpulan yang bisa diambil dari buku Lima Hutan, Satu Cerita ialah kelestarian, keberhasilan dan kejaminan terjaganya hutan sosial dari peristiwa bisa terwujud dengan adanya saling solid dan kompak dari beberapa sektor ibarat petani yang gigih, pendamping yang ulet, dan tentunya para pemerintah mungkin bisa membantu meminjamkan pembiayaan modal dan juga off taker untuk saluran ke pangsa pasar.

Segera dapatkan buku Lima Hutan, Satu Cerita. Supaya masyarakat bisa mencicipi bagaimana semangat berkobar yang dimiliki oleh petani dan nelayan untuk memakmurkan perhutanan sosial di Indonesia.

YUK Lestarikan Lingkungan dengan Menjaga Hutan Sosial YUK Lestarikan Lingkungan dengan Menjaga Hutan Sosial
Buku Lima Hutan, Satu Cerita

Aku sudah punya dong bukunya.. hehe.

Semoga hutan di Indonesia sanggup terjaga dan bisa membawa manfaat bagi kehidupan manusia, terutama mereka yang tinggal di sekitaran hutan.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar